Setelah kita mempunyai deria rasa yang tinggi bagi melihat diri sebagai bukti keujudan Allah serta menjadi saksi hukum atas pelaksanaan semua perintahnya maka ruh yang sedar mulalah berkata-kata dengan dirinya sendiri. Lahirnya bicara hati ini adalah fitrah dalam penciptaan manusia bagi menjadi jalan untuk mengenali Allah . Akhirnya muncullah sebuah "rasa" yang akan menyelami hakikat perhambaan berdasarkan petunjuk al Quran dan al Hadis.
Awalnya perjalanan ilmu rasa dari ujudnya sentuhan "ikhsan" dimana ia merasai setiap detik Allah melihatnya dan dia pun memandang Allah pada semua sudut sehinggakan tidak ada cela atau pujidiri pada setiap takdir yang ditentukan. "aku" yang menjadi tuhan lain dari Allah berjaya di nafikan dengan segenap keupayaanya. Ilmu rasa inilah yang menyelubungi diri zahir dan batin bagi mengungkapkan "tiada yang ujud kecuali Dia".
Semakin kuat keinginan hati bagi mencari kebesaran tuhannya , bertambah sirnalah dihati ini dengan mengakui kekerdilanya . Kalimah pada lidah sudah terhenti hanya rasa sahaja yang mampu meraba dan tunduk sujud menyerah lantas hati benar-benar merasai kalimah Allahuakbar ....."tiada siapa pun yang tahu tentang kebesaran dalam kebesarannya.
No comments:
Post a Comment